LAPORAN
PEMBUATAN MANISAN CABE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat musim panen
raya buah cabai banyak ditemukan di pasaran dengan harga yang relative murah.
Karena buah cabai termasuk bahan makanan yang mudah busuk, maka untuk
mengawetkannya sering dibuat cabai kering dan saus cabai. Selain itu untuk
mengawetkan dan meningkatkan nilai ekonomisnya, cabai biasa dibuat bentuk
manisan.
Manisan merupakan salah satu bentuk pangan
olahan yang dibuat dengan proses penggulaan dengan kadar gula yang tinggi.
Dengan kadar gula yang tinggi, manisan dapat disimpan dalam jangka waktu yang
relative lama.
Pembuatan manisan merupakan salah satu
alternative untuk memperpanjang daya simpan pangan. Dengan demikian pembuatan
manisan cabai dapat memperpanjang umur cabai, menyelamatkan panen dan menambah
khasanah pengawetan cabai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “upaya apa yang dapat
meningkatkan dilakukan untuk pengolahan hasil pertanian tanaman cabai serta
meningkatkan nilai ekonomis dari cabai merah?”
C. Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan gagasan tulis ini yaitu untuk mengetahui upaya yang dapat
dilakukan untuk pengolahan hasil pertanian tanaman cabai dan meningkatkan
nilai ekonomis dari cabai merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman cabai
mengandung gizi yang cukup tinggi, terutana vitamin A dan vitamin C. Kandungan
minyak atsiri sangat tinggi khususnya yang menyebabkan rasa pedas yang disebut
capsaicin.
Cabai merupakan salah
satu tanaman yang bilai ekonomisnya cukup tinggi baik cabai rawit, cabai merah
basar, cabai merah keriting maupun paprika yang masing-masing mempunyai
keistimewaan.
Masalah yang dihadapi
dalam budidaya tanaman cabai diantaranya adalah mutu cabai yang disebabkan oleh
seleksi benih yang kurang baik dan teknik budidaya yang belum sempurna
diterapkan.
Buah cabai sudah dapat
dipanen setelah umur 90-100 hari dilapangan. Buah cabai dapat dipanen dua atau
tiga kali seminggu. Tanaman cabai akan menghasilkan buah terus-menerus selama 6
bulan, khususnya cabai merah besar, cabai merah keriting dan paprika.
Cabai dapat disimpan
segar sampai dua minggu pada suhu 70C-100C dan kelembaban udara 95%.
Sebaliknya, pada suhu tinggi dan kelembaban yang rendah buah cabai akan cepat
kehilangan lengas, sehingga menjadi lembek dan keriput.
Untuk penyimpanan
jangka panjang dan menyelamatkan hasil panen yang berlebihan, maka untuk
mengawetkannya sering dibuat cabai kering, cabai bubuk ataupu saus cabai.
Selain itu, untuk memperpanjang daya simpan dan menambah nilai ekonomisnya
cabai dapat dibuat sebagai manisan kering
Manisan adalah produk
yang dibuat dari buah segar dengan penambahan gula dan dikeringkan dengan atau
tanpa perlakuan pendahuluan. Manisan kering adalah manisan yang setelah
direndam air gula pekat yang dikeringkan dibawah sinar matahari atau
menggunakan oven pengering. Produk manisan merupakan usaha untuk menurunkan
kandungan air, dengan demikian diharapkan dapat memperpanjang daya tahan simpan
dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme pencemar atau perusak.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Bahan manisan
Adapun bahan yang
diperlukan dalam pembuatan manisan yaitu:
a.
Bahan baku
Bahan baku merupakan
bahan dasar yang menjadi unsur pokok dalam pembuatan manisan kering. Bahan baku
yang diperlukan dalam pembuatan manisan kering adalah buah-buahan atau
tumbuh-tumbuhan dan gula pasir.
Prinsip dasar
pembuatan manisan dari buah-buahan atau bagian tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai
berikut, buah melalui proses penggulaan baik secara perendaman maupun pelumuran
dengan gula sehingga secara perlahan guola akan meresap, dengan demikian kadar
gula dalam jaringan buah cukup tinggi sehingga dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk.
Gula mutlak diperlukan
untuk membuat manisan, gula berfungsi sebagai pemanis dan pengawet, konsentrasi
gula tidak kurang dari 65%. Prinsip dasar pemakaian gula dalam pembuatan
manisan buah adalah dalam bentuk larutan gula yang dibuat dengan mencampurkan
gula pasir dengan air dalam kadar tertentu.
Penggunaan larutan
garam bertujuan untuk mengurangi asam pada buah, mencegah terjadinya reaksi
browning pada buah dan untuk membunuh bakteri tertentu. Pemakaian garam dapat
digunakan cara perendaman dalam larutan garam, pemberian langsung kemudian
diaduk atau dengan pelumuran.
b.
Bahan tambahan
Bahan tambahan yang
dikonsumsi sebaiknya mempunyai mutu yang dapat dipertanggungjawabkan,
menyehatkan dan aman. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu bahan makanan
digunakan bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan manisan
adalah asam sitrat.
Asam sitrat dipakai
sebagai bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankan derajat keasaman makanan.
Tujuan penambahan
bahan makanan ini adalah untuk memperbaiki dan mempertahankan keasaman makanan sehingga
mempunyai rasa yang diinginkan atau meningkatkan kestablan makanan
c.
Bahan perendam
Kapur sirih diperlukan
dalam pembuatan manisan terutama dalam proses perendaman. Jumlah kapur yang
digunakan lebih kurang 2 sendok teh per liter air.
2. Alat yang digunakan dalam pembuatan manisan
Peralatan yang
digunakan dalam pembuatan manisan cukup sederhana, peralatan untuk membuat
manisan terdiri dari:
a.
Alat persiapan
· Alat ukur à Alat ukur digunakan untuk mengukur bahan-bahan yang akan
dibuat manisan
· Baskom à merendam bahan kedalam larutan gula, untuk merendam bahan
gula kedalam larutan garam dan untuk merendam bahan kedalam larutan kapur
sirih.
· Pisau.
· Saringan à untuk meniriskan bahan.
b.
Alat pengolahan
· Kompor à untuk memanaskan larutan gula.
· Panci àwadah larutan gula pada saat dipanaskan.
· Sendok kayu à mengaduk larutan gula pada saat dipanaskan.
· Tampah à tempat menjemur manisan.
c. Alat pengemas
Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih oengemas adalah segi keamanan, kesesuaian dalam
penggunaan, faktor ekonomi dan kepraktisan dalam penggunaan. Pengemasan yang
cocok untuk produk manisan adalah kemasan kaleng, toples, kaca dan plastik.
3. Proses pembuatan
manisan kering
Proses pembuatan manisan secara umum adalah
sebagai berikut :
a. Pengupasan buah yang akan dijadikan
manisan.
b. Perendaman
Setelah dikupas
kulitnya, buah yang akan dijadkan manisan dapat direndam dalam larutan garam
konsentrasi kurang dari 10% selama 1 jam sampai lebih dari 1 hari. Tujuan untuk
mengurangi rasa pahit atau asam dari bahan baku manisan.
c. Pengirisan atau
pembentukan
Pengrisan bertujuan
untuk memperkecil bahan baku manisan sehingga mempercepat peresapan gula
kedalam bahan baku manisan dan membuat bentuk buah agar lebih menarik.
d. Perendaman dalam
larutan kapur
Tujuan perendaman
dalam larutan kapur adalah untuk memperkuat tekstur bahan baku manisan. Selama
perendaman terjadi reaksi antara kalsium dengan pektin yang terdapat pada
dinding sel jaringan bahan. Lamanya perendaman dapat berlangsng selama beberapa
jam sampai 12 jam.
e. Pembilasan
Wadah untuk melakukan
pembilasan sebaiknya wadah yang berlubang-lubang seperti bakul atau saringan.
f. Pengeringan
Pengeringan dapat
dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur dibaeah sinar matahari. Selama
pengeringan, manisan dapat ditaburi gula pasir beberapa kali sampai merata.
Lama pengeringan berkisar 3-5 hari tergentung pada keadaan cuaca.
g. Pengemasan.
Bahan pengemasan untuk
manisan umumnya adalah kaleng, plastik atau gelas. Penyimpanan manisan juga
dapat dilakukan dengan menggunakan toples.
C. Kemungkinan cabai merah
digunakan sebagai bahan manisan
Cabai merah merupakan
salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. dalam pembuatan
manisan digunakan bahan baku cabai merah dengan tujuan untuk menyelamatkan
hasil panen yang melimpah, agar cabai tidak mudah busuk, meningkatkan nilai
ekonomis serta menambah khasanah dalam pengawetan cabai.
Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan manisan adalah buah cabai merah besar. Ciri-ciri dari
buah cabai merah besar adalah bentuk buah pendek sampai panjang dengan bagian
ujungnya tumpul dan bulat. Rasa buah kurang pedas, agak manis dan kulit relatif
tebal.
Manisan cabai
merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang dibuat dengan proses penggulaan
dengan kadar gula yang tinggi. pembuatan manisan cabai merupakan salah satu
alternatif memperpanjang masa simpan pangan.
D. Proses Pembuatan Manisan Cabai
Menentukan komposisi bahan manisan cabai
Komposisi bahan yang
diperlukan antara lain :
· Cabai merah 500 g
· Gula pasir 750 g
· Garam 5 g
· Kapur sirih 5 g
· Asam sitrat 5 g
Proses pembuatan
a. Tahap persiapan
· persiapan alat
menyiapkan peralatan
yang akan digunakan dalam pembuatan manisan cabai merah yaitu : timbangan,
wadah, saringan, panci, sendok kayu, psau dan tampah, dikondisikan dalam
keadaan bersih dan kering.
· persiapan bahan
bahan yang perlu
dipesiapkan adalah cabai merah besar, gula pasir, kapur sirih, garam dan asam
sitrat. Sebelum tahap pengolahan, cabai merah terlebih dahulu dikeluarkan
isinya, kemudian dicuci, ditiriskan dan ditimbang sesuai kebutuhan.
b. Tahap pelaksaanaan
Tahap pelaksanaan
merupakan tahap dala proses pembuatan manisan melalui perendaman dalam larutan
kapur sirih dan larutan gula.
Perendaman dalam larutan kapur (12 jam)
↓
Pencucian (ditiriskan)
↓
Ditaburi gula (tahap I 24 jam)
Cabai diletakkan pada wadah
↓
Cabai ditiriskan
↓
Larutan gula dipanaskan (±10 menit)
Kemudian didinginkan
↓
Perendaman dalam larutan gula (tahap II 24
jam)
↓
Cabai ditiriskan
↓
Larutan gula dipanaskan ± 10 menit
(ditambahkan gula, garam dan asam sitrat)
↓
Perendaman dalam larutan gula ( tahap III 24
jam)
↓
Ditiriskan
c. Tahap penyelesaian
Pengeringan (dijemur di bawah sinar matahari ±
1 minggu) à Pengemasan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat musim panen
raya buah cabai banyak ditemukan di pasaran dengan harga yang relative murah.
Karena buah cabai termasuk bahan makanan yang mudah busuk, maka untuk
mengawetkannya sering dibuat cabai kering dan saus cabai. Selain itu untuk
mengawetkan dan meningkatkan nilai ekonomisnya, cabai biasa dibuat bentuk
manisan.
Dari uraian di atas
makan dapat disimpulkan bahwa cabai merah merupakan salah satu tanaman yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi. dalam pembuatan manisan digunakan bahan baku
cabai merah dengan tujuan untuk menyelamatkan hasil panen yang melimpah, agar
cabai tidak mudah busuk, meningkatkan nilai ekonomis serta menambah khasanah
dalam pengawetan cabai.
B. Saran
Penulis menyarankan
agar dalam pembuatan manisan cabai, pemberian gula sebaiknya sebanyak 150%
untuk mencegah pertumbuhan bakteri, ragi dan kapang. Selain itu juga untuk
mengurangi rasa pedas pada cabai.
0 komentar:
Posting Komentar