Bahan pengawet adalah
bahan kimia yang dapat mencegah atau menghambat proses fermentasi (pembusukan),
pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme sehingga makanan tidak mudah rusak atau menjadi busuk.
Bahan pengawet tradisional telah dikembangkan sejak ratusan tahun lalu, seperti
garam dapur, gula, cuka, dan lada. Ikan laut biasa diawetkan dengan cara
pengasinan. Buah-buahan diawetkan dengan cara dijadikan manisan. Makanan
lauk-pauk bisa diawetkan dengan dibumbui lada dan cuka. Garam dapur biasanya
digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan agar tidak mudah busuk. Garam dapur
berfungsi untuk menghambat pembiakan bakteri seperti mikroorganisme clostridium
botulinum. Jika bakteri ini berkembang biak pada makanan akan
menghasilkan racun yang dapat meracuni daging. Gula merah atau gula pasir bisa
digunakan untuk mengawetkan buah-buahan. Bahan yang akan diawetkan direndam
dalam larutan gula, keadaan ini menyebabkan mikroorganisme sukar hidup.
Bahan
Kimia Sebagai Pengawet Yang Masih Dizikan
Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk
dipakai, namun kurang aman jika digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan
pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut.
Asam
Benzoat
Bahan pengawet buatan yang paling sering dipakai adalah asam
benzoat. Asam benzoat berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan jamur dan
bakteri. Penggunaan asam benzoat dengan kadar lebih dari 250 ppm dapat
memberikan efek samping berupa alergi. Adapun pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan
iritasi pada lambung dan saluran pencernaan.
Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
penghasil toksin (racun), bakteri spora, dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa
ini dapat memengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat
dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Kalsium
benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari
buah, sirop, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita
asma dan
bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat
bisa memicu terjadinya serangan asma.
Sulfur Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan
pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop, dan acar. Meskipun bermanfaat,
penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
Kalium Nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau kuning
dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Kalium nitrit sering
digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah
agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Penggunaan yang berlebihan,
bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel darah membawa
oksigen ke berbagai organ tubuh, juga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit
kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
Kalsium
Propionat/Natrium
Propionat
Keduanya termasuk dalam golongan asam
propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan
pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Penggunaan yang
berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
Natrium
Metasulfat
Sama dengan kalsium dan
natrium propionat, natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti
dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.
Asam
Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad,
buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam
konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit.
3 komentar:
boleh... blognya... bermanfaat
BLOG SANGAT BERMANFAAT
mantap ni blognya hehehe visit on my blog new home design style
Posting Komentar